Monday 22 September 2014

Berat Dan Ringan itu Relatif Dalam Bekerja


Sumber Gambar : http://www.salamdakwah.com/uploads/dirimg_artikel/mib_201403241009097614_Timbasngan.jpg

Sudah hampir 4 bulan saya bekerja di Kejaksaan Agung RI di Jakarta, sudah sepersekian macam orang yang sudah saya temui selama di Jakarta. Mulai dari teman kos, tetangga kos, orang luar kantor, dan orang di dalam kantor. Mulai dari laki-laki, wanita, bapak-bapak, ibu-ibu, tua - muda beberapa sudah saya ajak mengobrol. Melihat beliau - beliau bercerita dan mengobrol membuat saya semakin tersadar, bahwa indahnya keberagaman sifat & sikap seseorang andai kita bisa mengerti mereka satu per satu.

Berat rasanya saat pertama kali ingin mengajak orang yang tak pernah kita kenal, untuk mengobrol bersama kita. Tapi perlahan rasa itu berubah menjadi ringan saat kita mulai sering bertemu dengan banyak orang. Saat di Kampus ITS Surabaya dulu saat pengkaderan saya sudah diajarkan bagaimana seorang mahasiswa harus bersikap dengan seniornya, dengan dosen dan orang lain. Bagaimana menjalani peran dan fungsi mahasiswa, dan berhubung saya sudah bekerja juga, apalagi di Instansi Kejaksaan Agung RI maka saya merubah sedikit paradigma hidup saya sebagai :

1. Agent Of Change
    Seorang Adhiyaksa dituntut untuk menjadikan dirinya sebagai garda terdepan dalam perubahan lingkungan sekitarnya apabila telah terjadi pergeseran nilai-nilai masyarakat. Sebagai insan Adhiyaksa yang setia dan sempurna melaksanakan tugas & kewajibannya akan selalu berpikir secara ilmiah dalam mencari kebenaran untuk suatu perubahan besar bagi dirinya dan orang banyak.

2. Iron Stock
    Seorang Adhiyaksa harus menjadikan dirinya sebagai aset, generasi penerus, dan harapan bangsa untuk masa depan sebagai pengganti dari pemimpin-pemimpin generasi sebelumnya. Menjadi seorang yang dapat dibanggakan oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya, dan menjadi penerus yang lebih hebat dan lebih bijaksana dalam menangani perubahan-perubahan yang terjadi dimasanya.

3. Moral Force
    Seorang Adhiyaksa diwajibkan untuk menjadi contoh, suri tauladan yang baik bagi masyarakat dengan menjaga moral-moral yang ada sehingga tidak terjadi pergeseran nilai-nilai dan norma-norma. Bahwasanya Trapsila Adhiyaksa adalah cerminan perilaku seorang insan Adhiyaksa, landasan jiwa kejaksaan yang berlandaskan pedang nan sakti.

4. Social Control
    Seorang Adhiyaksa harus mampu mengontrol keadaan sosial lingkungan sekitarnya dengan melakukan berbagai sosialisasi dengan masyarakat, selain melalui pendekatan hukum juga melalui pendekatan-pendekatan yang bersifat persuasif dan jauh dari nilai-nilai yang mengurangi norma-norma kehidupan bermasyarakat.
   
Inilah Peran & Fungsi Mahasiswa ITS yang saya sesuaikan dengan kondisi saya saat ini, itulah paradigma yang diajarakan oleh Senior dan Dosen-dosen saya yang masih terngiang dan akan tetap saya ingat hingga anak cucu, generasi penerus saya selanjutnya.

Mungkin akan berat rasanya menjalani ke-empat Peran dan Fungsi yang saya tuliskan sendiri di Tulisan ini, tapi tetap akan saya jalani perlahan dengan bantuan do'a dan pertolongan Allah SWT. Meskipun saya harus menerima perlakuan tak adil, meski harus dijauhi, meski harus berjalan sendiri tanpa ada yang bisa aq ajak, meski hati ini akan merasa amat sakit, namun saya akan tetap berjalan bahwa Allah lah tujuan saya semata-mata, bahwasanya saya bekerja adalah untuk beribadah, bukan untuk memasang muka pada pimpinan, bukan karena saya merasa sok tahu, atau bahkan menjilat. Saya bekerja hanyalah semata-mata menunaikan tanggung jawab pada Tuhan, keluarga dan sesama manusia. Bahwasanya saya mencoba menerapkan lagu MARS ADHIYAKSA yang selalu saya nyanyikan setiap hari senin, walau terasa berat pesan moral yang disampaikan oleh si penulis lagu saya akan berusaha sedikit demi sedikit, perlahan namun tetap mencoba istiqomah. Karena saya yakin dan percaya semuanya akan ringan pada waktunya.

Peran kita sangat penting kawan, tugas kita berat, tapi kita tak akan pernah menyerah mengusahakan apa yang benar, apa yang baik buat orang banyak & instansi kita, jadi yang semangat ya Mas Bro Eko JS. Kita tetap akan berjalan meski hambatan membuat laju kita lambat. Kita tetap akan berlari menuju kebenaran meski berat dipundak, berat di lutut, kita akan tetap tegar seperti yang selalu kita nyanyikan setiap Apel pagi.

Tegarlah Sepanjang Jaman... :D

No comments: